Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien di mana Kementerian Kesehatan RI merilis data sekitar 12 persen remaja laki-laki dan 23 persen remaja perempuan mengalami anemia. Ditambahkan bila sebagian besar dari permasalahan itu diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi).

Ya, anemia di kalangan remaja perempuan ternyata lebih tinggi dibanding remaja laki-laki. Patut diketahui bahwa anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas.

Selain itu, secara khusus anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah darah (TTD). Pemerintah memiliki program rutin terkait pendistribusian TTD bagi wanita usia subur (WUS), termasuk remaja dan ibu hamil.

Sumber : Indonesiabaik.id – Siap Bangun Negara, Septian Agam