Virus corona merupakan keluarga besar virus penyebab beberapa penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan, mulai dari flu biasa sampai sejumlah penyakit yang lebih parah seperti Middle East respiratory syndrome (MERS-CoV), severe acute respiratory syndrome (SARS-CoV), serta COVID-19.

World Health Organization (WHO) menyebutkan, virus ini bersifat zoonotik. Artinya, virus pertama kali menginfeksi hewan, dan kemudian menyerang manusia. Pada manusia, virus ini bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan hingga akut. Virus corona pertama kali diketahui menginfeksi manusia pada pertengahan tahun 1960-an.

Adapun, virus corona jenis baru, SARS-CoV2, pertama kali dideteksi menginfeksi warga Wuhan, China, pada Desember 2019. Diketahui gejala ini dialami seorang warga Wuhan berusia 50-an tahun pada November 2019, hingga kemudian menyebar dalam waktu cepat di China dan kemudian meluas ke seluruh dunia.

Karakteristik dari virus corona Virus corona SARS-CoV2 tergolong virus berukuran besar dengan diameter 400-500 micrometer. Disebutkan bahwa virus ini bisa mati dengan kandungan alkohol di atas 70%. sebuah penelitian mengidentifikasi fitur kunci di virus korona yang terletak di bagian permukaan. Hal ini menjadi petunjuk bagaimana virus corona bisa mudah menyerang sel manusia, terutama organ pernapasan.

Setelah terinfeksi dalam kondisi paling parah, pasien akan mengalami pneumonia atau gangguan pernapasan akut, hingga berujung kematian. Namun, banyak juga pasien COVID-19 yang sembuh. Karena COVID-19 belum ada vaksinnya, maka kunci kesembuhan pasien terletak pada imunitas atau kekebalan tubuh.

Umumnya, mereka yang terinfeksi virus corona mengalami gejala yang juga ditemukan pada penyakit lainnya, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, serta diikuti demam tinggi. Hal ini membuat pasien COVID-19 terlambat terdeteksi karena dianggap mengalami batuk pilek biasa. Oleh karena itu, penting mengetahui gejala awal terinfeksi virus corona.

Seperti diberitakan Business Insider, Maret 2020, berikut gejala awal virus corona dari hari ke hari. Namun, sebaiknya jangan terlalu terpaku dengan hal ini karena gejala yang muncul bisa bergantung pada tingkat imunitas tubuh.

  • Hari 1: Pasien biasanya mengalami demam. Ada pula yang 1-2 hari sebelumnya mengalami diare atau mual. Pasien lainnya ada yang merasakan kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
  • Hari 5:Pasien mungkin akan mengalami kesulitan bernapas. Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit bawaan lainnya.
  • Hari 7: Memasuki hari ke-7, berdasarkan penelitian Universitas Wuhan, periode ini merupakan rata-rata pasien dirawat di rumah sakit.
  • Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (menurut CDC China, angkanya sekitar 15 persen) akan mengalami sindrom gangguan pernapasan akut. Sejumlah kasus berujung fatal.
  • Hari 10:Jika kondisi pasien memburuk, akan ditangani dengan perawatan di ICU. Biasanya pasien mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
  • Hari 17: Umumnya mereka yang terinfeksi dan bisa melalui masa krisis akan pulih dan keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan sekitar 2,5 minggu.

Adapun Cara efektif agar tidak tertular virus corona, dengan mengacu pada ketentuan yang ada, dimana WHO telah mengeluarkan sejumlah panduan perlindungan diri dan langkah pencegahan tertular virus corona. Yang perlu dipahami, virus corona jenis baru ini menular melalui beberapa cara, yaitu:

  • Melalui tetesan cairan (droplets) yang asalnya dari batuk dan bersin
  • Melakukan kontak dekat dengan carrieratau pembawa virus misalnya bersalamans
  • Menyentuh benda atau permukaan yang di atasnya ada virus. Kemudian, tanpa mencuci tangan menyentuh mulut, hidung, atau mata
  • Kontaminasi tinja, namun penularan ini jarang terjadi
  • Studi baru menemukan, ada potensi penularan terjadi melalui udara.

Lalu, apa yang bisa dilakukan sebagai cara efektif agar tidak tertular virus corona?

  1. Rajin cuci tangan
    Selalu mencuci tangan dengan sabun atau dengan cairan pembersih tangan (hand sanitizer, dengan kadar alkohol lebih dari 70%). Apalagi, jika baru kontak dengan orang lain atau tengah berada di area publik.
  2. Hindari sentuh area wajah
    Jangan sering-sering menyentuh area wajah sebelum memastikan tangan Anda bersih atau steril.
  3. Hindari transportasi publik
    Cara efektif agar tidak tertular virus corona salah satunya adalah sebisa mungkin hindari akses transportasi publik. Potensi penularan di transportasi publik sangat besar, karena kita tak mengetahui riwayat perjalanan dan kesehatan orang lain. Jika tak punya pilihan dan harus melakukan perjalanan, simak panduan amannya di sini: Panduan Perjalanan.
  4. Selalu bawa hand sanitizer
    Jika harus keluar rumah atau bepergian, jangan pernah lupa membawa hand sanitizer. Stok pembersih tangan saat ini sangat langka. Anda bisa mencoba membuatnya sendiri sesuai dengan standar WHO. Caranya, bisa diakses di sini: Cara Buat Hand Sanitizer.
  5. Di rumah saja
    Ikuti imbauan pemerintah untuk bekerja, beribadah, dan belajar di rumah. Hal ini untuk mengurangi potensi kontak dengan orang lain dan tentunya mengurangi risiko tertular virus corona.
  6. Social distancing
    Social distancingatau jarak sosial juga harus menjadi perhatian. Di beberapa negara, praktik ini dianggap efektif untuk menekan penularan virus corona. Jaga jarak 1-2 meter jika berada di area publik, hindari kerumunan.
  7. Jaga imunitas tubuh
    Mereka yang dinyatakan sembuh dari virus corona karena memiliki imunitas atau kekebalan tubuh yang kuat. Mengapa? Belum ada vaksin untuk mengobati virus corona. Oleh karena itu, satu-satunya kunci untuk mengalahkan virus ini adalah imunitas tubuh. Konsumsi makanan bergizi, perbanyak makan buah dan sayur, boostervitamin jika dianggap perlu, dan waktu yang cukup untuk beristirahat.
  8. Bersihkan permukaan barang/benda
    Disiplin dan rutin membersihkan permukaan barang yang biasa Anda sentuh. Misalnya, pegangan pintu, permukaan ponsel, uang, dompet, dan lain-lain. Virus corona dimungkinkan menempel di permukaan benda dan bisa menjadi sarana penularan.

Kemudian apa yang harus dilakukan jika merasakan gejala COVID-19?

Ketika merasakan gejala COVID-19, apa yang harus dilakukan? Kementerian Kesehatan mengeluarkan sejumlah panduan yang bisa Anda jadikan rujukan untuk mengambil keputusan. Yang terpenting, Anda memahami gejala yang perlu diwaspadai dan tahu tindakan apa yang harus diambil.

Beberapa hal penting yang perlu diketahui mengenai Protokol Kesehatan Kemenkes di antaranya:

  • Jika merasa tidak sehat, seperti demam 38 derajat celcius atau lebih, dan batuk pilek, sebaiknya istirahat di rumah. Perbanyak minum. Jika masih ada keluhan, misalny kesulitan bernapas, segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
  • Jika memenuhi kriteria terduga COVID-19, Anda akan dibawa ke rumah sakit rujukan menggunakan fasilitas layanan kesehatan.
  • Selanjutnya, akan menjalani pengambilan spesimen untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Artikel Oleh : Promkes, Putu Artini