Masih ingat kasus pertama Covid-19 yang terjadi di Indonesia? Tepat setahun yang lalu pada tanggal 2 Maret 2020, Bapak Presiden Jokowi mengumumkan satu warga Indonesia terkonfirmasi positif Covid-19. Coba bandingkan dengan kasus yang sekarang, pada tanggal 2 Maret 2020 total kasus 1 orang, sembuh 0 orang, dan meninggal 0. Sedangkan data terbaru menunjukka total kasus 1,33 juta, sembuh 1,14 juta, dan meninggal 36.166 orang (Data tanggal 28 Februari 2021).Mengapa kasus Covid-19 sampai saat ini terus meningkat? Bisa dianalisis secara teori, hal ini mungkin terjadi karena penularan yang tidak dapat dicegah. Namanya juga penyakit menular. Dengan demikian, secara sederhana penyebabnya dikarenakan tidak optimalnya penerapan penerapan protocol Kesehatan dan pelacakan individu yang sakit secara maksimal.

Pemerintah menggaungkan pentingnya disiplin pakai masker untuk cegah penularan Covid-19. Penularan Covid-19 umumnya melalui droplet/cairan tubuh yang keluar dari hidung/ mulut seseorang yang telah terinfeksi, pada saat batuk ataupun bersin dimana droplet tersebu tterhirup atau menempel pada suatu benda /permukaan atau tangan. Di saat itu, fungsi masker menjadi sangat penting. Memakai masker sangat penting sebagai upaya mencegah terjadinya penularan Covid-19, terutama ketika berada di kerumunan atau berdekatan seperti di stasiun, transportasi umum (misalnya bus/kereta) dan tempat-tempat umum lainnya, seperti pasar dll. Masker dapat menghalau percikan air liur yang keluar saat berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin sehingga dapat mengurangi penyebaran virus tersebut. Pandemi Covid-19 memunculkan kebiasaan baru, yakni pemakaian masker dalam berbagai aktivitas. Selama berhadapan dengan pandemi, kebiasaan ini semakin melekat di semua lapisan masyarakat. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adi Sasmito mengatakan, tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan terus menurun di bulan November 2020. “Sangat disayangkan bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan terkait dengan kepatuhan individu dalam memakai masker, serta menjaga jarak, dan menghindari kerumunan,” kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/12/2020). Penurunan angka kepatuhan terhadap protocol kesehatan mulai terjadi di masa libur panjang 28 Oktober-1 November 2020. Tren tersebut terus berlanjut hingga data 27 November menunjukkan bahwa persentase kepatuhan masyarakat dalam memakai masker hanya 59,32 persen (artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Tingkat Kepatuhan Masyarakat Pakai Masker 59,32 persen, Satgas : Trennya Turun Terus”). Penularan Covid-19 dapat terjadi tidak hanya dari orang sudah diketahui terinfeksi, tetapi juga dari orang yang tidak menunjukkan gejala OTG (Orang Tanpa Gejala). Dikutip dari laman resmi WHO, penggunaan masker dapat menghambat terjadinya penularan virus corona melalui droplet dari orang yang terinfeksi. Masyarakat dapat menggunakan masker berbahan kain dengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya jumlah lapisan kain/tisu, kemudahan bernapas yang diberikan bagi pengguna dari bahan masker, sifat kedap air/hidrofobik, bentuk masker dan kesesuaian ukuran masker. Penggunaan dan pembuangan masker terlepas dari jenisnya, penting untuk dilakukan dengan benar. Hal itu untuk memastikan masker tersebut efektif dan untuk menghindari peningkatan penularan. Berikut cara penggunaan dan pembuangan masker sesuai anjuran WHO : tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut dan hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak antara wajah dan masker. Hindari menyentuh masker saat digunakan. Lepas masker dengan teknik yang benar : jangan menyentuh bagian depan masker, melainkan lepaskan masker dari belakang. Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang terpakai, bersihkan tangan dengan cairan antiseptic berbahan dasar alcohol atau sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor. Segera ganti masker saat masker menjadi lembap dengan masker baru yang bersih dan kering. Jangan gunakan kembali masker sekali pakai. Buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang setelah dilepas.

Kampanye pentingnya disiplin pakai masker diharapkan dapat berlangsung lebih lanjut dengan adanya kerjasama yang lebih erat lagi dengan berbagai lintas sektor dan elemen masyarakat sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang paham, sadar dan membiasakan diri berperilaku sehat mencegah penularan Covid-19. Adapun pentingnya menggunakan masker kain adalah untuk melindungi orang-orang di sekitar kita jika kita terinfeksi tetapi tidak memilikigejala. Kapan menggunakan masker kain? Masker kainharusdikenakankapanpun orang keluarrumah, misalnya kewarung, tukang sayur, apotek atau ketempat-tempat umum lainnya. Masker kain ini bukan pengganti jaga jarak, anjuran untuk tetap di rumah saja tetap dilakukan, menjagajarak bila terpaksa keluar rumah minimal 1 meter tetap merupakan hal yang penting juga dilakukan. Masker kain dapat mencegah penyebaran penyakit dari pemakainya ke orang lain. Upaya-upaya untuk mencegah penularan Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku sehat, yaitu Selalu Memakai Masker, Mencuci Tangan Pakai Sabun dan Menjaga Jarak. Penyebar luasan informasi terkait perilaku sehat telah dilakukan secara nasional dan daerah melalui televisi, radio, media luar ruang, media social serta seminar online/virtual meeting. Pembagian masker dan spanduk secaral angsung di Kabupaten Karangasem seperti terminal dan beberapa lokasi strategis lainnya. Masker juga telah didistribusikan keberbagai tatanan melalui puskesmas dengan sasaran sekolah, pengunjung pasar, tempat kerja/perkantoran maupun masyarakat luas lainnya. Penggunaan masker yang lebih luas diyakini dapat mencegah puluhan ribu kematian akibat Covid-19, namun masker baru akan efektif jika sebagian besar populasi menggunakannya.

( Oleh : Ni Putu Artini )