SALAM SEHAT

Hari Gizi Nasional 2022 jatuh pada 25 Januari. Dalam peringatan kali ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil tema Hari Gizi dan Makanan Nasional 2022 yaitu “Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas” di Indonesia. Stunting masih menjadi permasalahan yang belum selesai di Indonesia. Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Karangasem mengatakan permasalahan gizi tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di dunia. Bahkan permasalahan ini menjadi fokus secara global. “Dampak masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus,” Demikian materi pendahuluan yang disampaikan Kabid Kesmas (I Wayan Merta, SKM.MAP) pada acara siaran radio interaktif dengan program “JUMINTAN” Jumat Informasi Kesehatan di Radio Gunung Sari (RGS) Amlapura bersama Ahli Gizi I Kadek Arya A.Mg dan Bapak I Wayan Sutama Punia pendamping setia sebagai petugas Promkes sekaligus penyelenggara kegiatan JUMINTAN (21/1/2022).
Pada saat anak stunting maka terjadi gagal tumbuh ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat. Dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu obesitas, diabetes, stroke, dan jantung. Beberapa masalah penyebab masih tingginya stunting di daerah (hasil monev lapangan):
1. Kurangnya asupan gizi pada anak 2. Rendahnya pendidikan orang tua 3. Pola asuh yang salah, 4. Kurangnya tenaga kesehatan terutama ahli gizi dalam pemantauan perkembangan balita, 5. Rendahnya cakupan akses minum dan masih kurang meratanya akses sanitasi layak hingga tingkat rumah tangga di suatu daerah, 7. Pada daerah 3T, kasus nikah adat : keluarga muda belum memiliki NIK dan anak yang dilahirkan tidak memiliki akte kelahiran, 8. Perlu integrasi data  intervensi tepat sasaran.
Perbaikan lebih diarahkan pada gizi seimbang sebagai solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik. Gizi seimbang bermakna luas berlaku pada semua kelompok umur. Penerapan gizi seimbang dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur. Kemenkes melakukan intervensi spesifik untuk melaksanakan Penerapan gizi seimbang. “Saat ini memang kita berfokus pada remaja dan 1.000 hari pertama kehidupan dengan tujuan memperkuat intervensi,” ucap Narasumber, Ada 6 intervensi yang dilakukan Kemenkes, yaitu: 1. Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA). 2. Promosi dan konseling menyusui. 3. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. 4. Pemberian suplemen tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja serta pemberian vitamin A. 5. Penanganan masalah gizi dan pemberian makanan tambahan, 6. tatalaksana gizi buruk.
Untuk pencegahan Stunting dan Obesitas maka perlu diterapkan gizi seimbang dengan 4 pilar utama yaitu: a. Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga, b. Menjaga berat badan ideal, c. Mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam, d. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

#cegahstuntingdanobesitas
#mencegahstuntingjugamencegahobesitas
#germashidupsehat
#promkesdinkeskarangasem