“SALAM SEHAT”
Keadaan Kesehatan dan gizi kelompok 10 – 24 tahun di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada remaja puteri dan WUS usia 15 tahun keatas sebesar 22,7% dan pada Ibu Hamil 37,1 %. Demikian halnya hasil survey Reiskesdas tahun 2018 prevalensinya naik mencpai 32 %, demikian juga dengan Ibu prevalensi pada Ibu Hamil mencapai 48,9%, sedangkan pemberian tablet tambah darah mencapa 81% akan tetapi yang diminum hanya 1,4%. Hasil penelitian riskesdas pada tahun 2018 juga mencatat asupan zat besi pada remaja baru mencapai 5,4 mg/hari dari total kebutuhan zat besi sebesar 20 mg/hari. Hal ini menunjukkan bhwa masih rendahnya asupan zat besi pada remaja puteri sehingga berdampak pada prevalensi anemia masih tinggi yang dibarengi dengan rendahnya tingkat kepatuhan para remaja akan minum tablet tambah darah. Sedangkan WHO mengisyaratkan pada tahun 2025 diharapkan terjadi penurunan prevalensi anemia sampai 50%. Demikian paparan awal dari narasumber kepala bidang kesehatan masyarakat (I Wayan Merta, SKM.MAP) yang di damping oleh seksi Kesga Gizi (Ni Putu Juliantini, SST) dan penyelenggara kegiatan Kasi Promkes (W Sutama Punia) dalam acara siaran radio interaktif dengan program “JUMINTAN” Jumat Informasi Kesehatan di Radio Gunung Sari (RGS) Amlapura (4/6/2021). Ringkasa materi disampaikan mulai Penyebab anemia pada rematri, gejala, dampak, Cara Pencegahan dan penngulangan, dan Efek yang sering timbul.
Kegiatan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan WUS yang dilakukan, utamanya merupakan kegiatan KIE yaitu promosi atau kampanye tentang anemia. Kegiatan ini merupakan kontribusi gizi untuk penurunan kasus kematian ibu, dengan pencegahan anemia pada anak sekolah (remaja putri) secara mandiri. Perlu adanya sosialisasi di sekolah-sekolah (SMP/SMA) yang mempunyai murid perempuan banyak, dengan koordinasi dari Dinas Pendidikan dan UPT nya. Sosialisasi di sekolah tergantung situasi dan kondisi masing-masing sekolah, dengan tugas terintegrasi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Keberhasilan Pencegahan dan penanggulangan Anemia memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak baik dukungan moril maupun materiil. Selai itu diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai lintas sektor terkait. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan anemia dapat diselenggarakan dengan baik akan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada anak sekolah dan produktifitas kerja pada WUS. Upaya ini juga dapat diharapkan dapat menurunkan prevalensi pada remaja puteri dan WUS yang nantinya dapat melahirkan generasi emas penerus bangsa yang sehat, Cerdas dan berprestasi yang mampu bersaing dengan dunia internasional. (wsp).
#takkenalmakatakkebal
#germashidupsehat
#promkesdinkeskarangasem
Leave A Comment