“ SALAM SEHAT ”

Program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi menjadi upaya dalam menekan angka bayi lahir dengan stunting. Salah satu hal yang selalu digaungkan oleh pihak BKKBN adalah program dua anak lebih sehat melalui KB.
“Sebagian besar yakni 80 persen pelayanan KB ini dilakukan oleh bidan. Mereka adalah garda terdepan yang tidak hanya memberi pelayanan tapi juga mengelola pelayanan. Selain itu, bidan juga berperan sebagai: -Penyuluh. -Konselor. -Pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik. -Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. -Peneliti. “Jadi peran bidan memang luar biasa dalam menjalankan program bersama BKKBN.”
Demikian materi pendahuluan yang disampaikan Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada acara siaran radio interaktif dengan program “JUMINTAN” Jumat Informasi Kesehatan di Radio Gunung Sari (RGS) Amlapura bersama Ni Wayan Ekawati, S.Tr.Keb Ketua IBI Karangasem dan pendamping setia sebagai petugas Promkes sekaligus penyelenggara kegiatan JUMINTAN Bapak I Wayan Sutama Punia (15/4/2022). Kegiatan Kartini mengabdi dilaksanakan serentak 1 hari pelayanan KB geratis oleh bidan praktik mandiri diseluruh wilayah Karangasem. Secara seremonial dibuka oleh Ketua Umum GOW Kab.Karangasem yang berlokasi di tempat praktek bidan Ni Wayan Ekawati, S.Tr.Keb Rendang. Lebih lanjut dijelaskan oleh narasumber bahwa
Anak yang dinyatakan sehat dalam proses tumbuh kembang pada awal kehidupannya, adalah anak yang tidak mengalami stunting. Pada ranah inilah, peran bidan menjadi lebih luas, karena ia adalah figur fasilitator bagi keluarga untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting sejak dini. Sebagai bagian integral dari tenaga kesehatan, bidan memang memiliki peran yang strategis dalam mempercepat penurunan angka stunting demi mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Karangasem, mengatakan Bidan merupakan garda terdepan masyarakat dalam mendapatkan edukasi gizi untuk keluarga.
Sebagaimana peran bidan dalam membantu persalinan dan menekan angka kematian ibu dan bayi, bidan juga diharapkan berperan penting menurunkan angka stunting.
Kehadiran bidan pada posyandu balita merupakan hal yang sangat krusial untuk memberikan dukungan kepada para ibu agar memperhatikan detail perkembangan anak, mulai dari pembiasaan perilaku bersih dan sehat, hingga penyusunan menu makan dengan kaidah gizi seimbang. Pengetahuan yang diberikan bidan sebagai yang terdekat dengan masyarakat akan berdampak baik terhadap peningkatan motivasi para ibu untuk memberikan nutrisi, pengasuhan, dan gaya hidup bersih secara optimal.
Beberapa masalah penyebab masih tingginya stunting di daerah (hasil monev lapangan): 1. Kurangnya asupan gizi pada anak 2. Rendahnya pendidikan orang tua 3. Pola asuh yang salah, 4. Kurangnya tenaga kesehatan terutama ahli gizi dalam pemantauan perkembangan balita, 5. Rendahnya cakupan akses minum dan masih kurang meratanya akses sanitasi layak hingga tingkat rumah tangga di suatu daerah, 7. Pada daerah 3T, kasus nikah adat : keluarga muda belum memiliki NIK dan anak yang dilahirkan tidak memiliki akte kelahiran, 8. Perlu integrasi data  intervensi tepat sasaran. (wsp)

#cegahstuntingdanobesitas
#mencegahstuntingjugamencegahobesitas
#germashidupsehat
#promkesdinkeskarangasem