Meningitis steptococcus Suis (MSS)
Oleh : dr. I Gusti Bagus Putra Pertama, M.M – Kepala Dinas Kesehatan Kab. Karangasem
Adanya laporan kasus yang dicurigai meningitis streptococcus suis (MSS) dalam 1 minggu terakhir (tanggal 12 – 18 Mei 2024) di Kabupaten Karangasem khususnya di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem maka sobat sehat tidak perlu khawatir. Nah sobat salah satu cara penularan MSS yaitu mengonsumsi daging babi, lantas daging babi seperti apa yang bisa membuat terluar MSS? atau kita harus selesai memakan daging babi? Yuk sobat simak informasinya lebih dalam tentang MSS.
1. Apa itu meningitis streptococcus suis ?
- Adalah penyakit radang otak yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus suis. Streptococcus suis adalah bakteri gram-positif yang berbentuk seperti kacang dan merupakan parasit yang ada pada babi. Meningitis Streptococcus Suis (MSS) merupakan meningitis bakteri akut dengan masa inkubasi pendek (kurang 7 hari) dan berkembang cepat (progresif) menimbulkan proses peradangan pada selaput pembungkus otak, ruangan subaraknoid hingga jaringan otak.
2. Kenapa bisa kena mss ?
- MSS dikenal sebagai meningitis zoonosis artinya meningitis yang disebabkan oleh patogen yang berasal dari hewan yaitu babi.
- Meningitis Suis terjadi akibat paparan terhadap babi dan produk babi yang terinfeksi. Penyakit ini endemik di hampir semua negara dengan industri babi yang luas. Bakteri ini juga dapat menular dari babi ke manusia.
- Meningitis bakteri termasuk infeksi yang berat dengan morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi dan termasuk dalam kegawat-daruratan dibidang neurologi.
- Angka kematian kasus meningitis babi berkisar antara 2,6 hingga 63% pada pasien yang disertai dengan syok septik.
- MSS termasuk juga Foodborne disease (penyakit bawaan makanan) yaitu penyakit meningitis yang ditularkan akibat mengonsumsi makanan olahan babi yang terkontaminasi oleh bakteri S. suis.
- Kasus MSS sering dilaporkan di wilayah/daerah dengan peternakan babi dengan mengonsumsi produk babi mentah atau setengah matang (terutama yang mengandung darah segar).
- Kajadian MSS dapat muncul secara sporadis atau dapat menimbulkan wabah/kluster di suatu wilayah (kejadian meningitis pada beberapa orang secara bersamaan)
Bagaimana penularan Meningitis Streptococcus Suis/MSS ?
- Bakteri streptococcus. suis masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi olahan babi yang terkontaminasi bakteri ini seperti: darah segar, daging mentah/setengah matang.
- Streptococcus suis yang ada pada saluran cerna memiliki kemampuan menembus epitel saluran cerna menuju ke sirkulasi darah. Bakteri ini kemudian memperbanyak diri pada aliran darah dan menyebar ke berbagai organ tubuh terutama otak. Streptococcus suis memiliki kemampuan untuk menembus pertahanan otak (sawar otak) dan selanjutnya bakteri berkembangbiak di otak hingga menimbulkan proses inflamasi/ peradangan.
- Adanya peradangan di otak menimbulkan gejala meningitis.
Mengapa seseorang dapat terkena Meningitis Streptococcus Suis/MSS ?https://dinkes.karangasemkab.go.id/meningitis-steptococcus-suis-mss/
- MSS umumnya terjadi pada orang dewasa yang berhubungan dengan kebiasaan mengolah dan konsumsi hidangan babi yang mengandung darah segar atau daging mentah/setengah matang.
- Seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah seperti usia lanjut, peminum alkohol, dan memiliki penyakit kronis (keganasan, diabetes militus, penyakit jantung dan riwayat splenektomi) dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi streptococcus suis.
Siapa saja yang beresiko terkena Meningitis Streptococcus Suis/MSS ?
- Penularan Streptococcus Suis pada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan babi dan produk olahannya, misalnya pada peternak babi, pekerja rumah potong hewan, orang yang mengangkut babi, dan tukang daging, biasanya terinfeksi melalui kulit yang terluka atau terinfeksi.
- Selain itu mengkonsumsi produk babi termasuk darah babi mentah juga disebutkan sebagai faktor risiko utama tertular Bakteri Streptococcus Suis.
- Ada beberapa faktor pemicu yang membuat Anda lebih berisiko terkena penyakit ini, seperti:
- Tidak mencuci tangan dengan sabun
- Tidak menjaga kebersihan diri dan makanan
- Kurangnya edukasi kesehatan
3. Apa gejala Meningitis Streptococcus Suis/MSS?
- Gejala klinis MSS sama dengan gejala klasik meningitis pada umumnya seperti demam, nyeri kepala berat, perubahan kesadaran/penurunan kesadaran dan pada pemeriksaan ditemukan adanya kaku kuduk.
- Gejala yang paling menonjol dan sering dilaporkan adalah adanya gangguan pendengaran
- MSS dapat disertai dengan gejala infeksi sistemik berupa sepsis hingga syok sepsis akibat tingginya kadar bakteri streptococcus suis di dalam darah. Adanya sepsis berat dapat meningkatkan risiko kematian pada MSS.
- Komplikasi yang paling sering dilaporkan pada MSS adalah tuli saraf (tuli sensorineural) yang kadang disertai gangguan keseimbangan. Derajat ketulian sangat bervariasi hingga menimbulkan ketulian permanen.
4. Bagaimana dokter men-Diagnosis MSS ?
- Penegakan diagnosis MSS berdasarkan gejala klinis yang mendukung meningitis bakteri akut
- Dilanjutkan dengan pemeriksaan cairan otak melalui prosedur pungsi lumbal
- MSS terkonfirmasi apabila ditemukan adanya bakteri streptococcus suis pada kultur cairan otak atau kultur darah
5. Apakah MSS bisa diobati ?
- Pengobatan MSS sama dengan pengobatan meningitis bakteri akut lainnya yang memerlukan terapi antibiotika secara intravena sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit segera
- Keterlambatan dalam mendiagnosis dan terapi dapat menimbulkan berbagai komplikasi bahkan kematian
6. Bagaimana cara pencegahannya ?
- MSS merupakan penyakit zoonosis yang yang dapat dicegah penularannya.
- Peningkatan kesadaran masyarakat tentang MSS dan pemahaman dalam mempersiapkan dan mengolah produk babi yang aman dapat mencegah infeksi streptococcus suis pada manusia.
- Hingga saat ini belum ada vaksinasi pada manusia yang dapat mencegah infeksi streptococcus suis.
- Memberikan vaksinasi kepada babi ternak yang dipelihara terbukti efektif dalam mengurangi tingkat infeksi pada babi dan penularan kepada manusia.
Berikut ini beberapa hal penting untuk mencegah penularan MSS:
- Babi sakit merupakan sumber utama penularannya sehingga pengawasan terhadap babi sakit sangat penting agar tidak dikonsumsi oleh masyarakat luas.
- HINDARI menghidangkan olahan babi yang mengandung darah segar dan daging mentah/setengah matang.
- Mengolah produk babi yang aman dengan cara:
- mencuci tangan dan peralatan memasak sebelum dan setelah mengolah produk babi
- mencuci bersih olahan babi
- memakai sarung tangan apabila terdapat luka terbuka saat mengolah produk babi
- memisahkan produk babi mentah dan makanan yang matang
- memasak olahan babi dengan matang sempurna.
- Masak daging babi dengan suhu minimal 70 derajat C.
- Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan pada orang yang sering kontak dengan babi atau menangani daging babi
- Penggunaan sarung tangan yang konsisten dan mencuci tangan terutama pada orang-orang yang menangani babi hidup dan bangkai babi, seperti peternak babi, pekerja rumah potong, dan dokter hewan.
- Bila ada luka, tutup luka terbuka dengan penutup luka anti air.
Apakah berhenti mengonsumsi daging babi ?
- Dengan merebaknya kasus mengitis suis ini masyarakat tidak perlu terlalu khawatir mengkonsumsi daging babi asal selalu memperhatikan cara pengolahan daging babi sebelum mengkonsumsinya.
- Jika anda mengalami tanda atau gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apa pun, konsultasikanlah pada dokter karena tubuh setiap orang bereaksi dengan cara berbeda.
- Diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah memburuknya kondisi dan mencegah keadaan darurat medis lainnya, jadi konsultasikan pada dokter sesegera mungkin untuk mencegah kondisi serius.
Referensi:
Leave A Comment