Salam Sehat. Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata dan untuk kesehatan tubuh jaringan epitel untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lainnya. Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan . Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan s/d 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang. Vitamin A adalah vitamin yang dapat dipecah oleh lemak yang mempunyai fungsi utama, diantaranya meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi, membantu proses penglihatan adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap, mencegah kelainan pada sel termasuk pada selaput lender, mencegah terjadinya kekeringan pada mata. Adapun sasaran pemberian vitamin A adalah bayi berumur 6 – 11 bulan diberikan kapsul vitamin A warna biru sedangkan umur 12 – 59 bulan diberikan kapsul vitamin A warna merah. Bagi Ibu menyusui, selain untuk mencegah kebutaan Vitamin A sangat dibutuhkan untuk pembentukan ASI yang berkualitas tinggi yang dibutuhkan bayi pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

Kurang vitamin A pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita kurang vitamin A mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak menurun. Namun masalah kekurangan vitamin A dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu tentang gizi yang baik. Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin A. Adapun tanda dan gejala awal kekurangan vitamin A, diantaranya : lemahnya penglihatan pada malam hari, kulit kering, meningkatnya resiko infeksi, rabun senja, katarak, bahkan kekurangan vitamin A yang parah dapat mengakibatkan kebutaan. Vitamin A dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makanan sumber vitamin A, yaitu wortel, hati, produk susu, labu, mangga, bayam, brokoli, kangkung, keju, cabai, minyak ikan, tomat, pisang, papaya, apel. Vitamin A juga dapat diperoleh melalui pemberian kapsul vitamin A, kapsul vitamin A untuk bayi dan anak balita yang diperoleh secara gratis di Posyandu dan Puskesmas terdekat pada bulan Februari dan Agustus (setahun dua kali). Sehingga bulan Februari dan Agustus disebut bulan Vitamin A.

Pemberian vitamin A pada Balita dilakukan sejak 1978 dengan tujuan awal mencegah anak dari kebutaan. Sedangkan dewasa ini, pemberian suplementasi vitamin A pada balita diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dari penyakit. Pemberian vitamin A perlu diiringi dengan pemberian obat cacing agar penyerapan zat gizi pada balita sempurna dan dapat  meningkatkan status gizi masyarakat. Kecacingan pada anak akan menimbulkan masalah kesehatan berupa kekurangan gizi yang bersifat kronis  yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian pada balita. Karena itu, penanggulangannya yaitu dengan pemberian obat cacing bagi balita, anak pra sekolah dan usia sekolah. Pemberian obat cacing ini secara terintegrasi dengan program pemberian kapsul vitamin A. Pada anak usia pra sekolah pemberian obat cacing dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan  posyandu, sedangkan pada anak sekolah diberikan secara terintegrasi dengan kegiatan UKS. Asupan sumber vitamin A pada anak perlu ditambah dan dicukupi, karena asupan vitamin A dari sumber sayuran dan buah-buahan sehari-hari saja  belum cukup  memadai.

Pandemi covid-19 telah menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia, bahkan Indonesia. Secara langsung wabah covid-19 mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Meskipun di tengah pandemi, para orang tua tentunya menginginkan anaknya tetap dalam keadaan sehat dan tumbuh dengan baik. New Normal atau adaptasi kebiasaan baru adalah langkah percepatan penanganan covid-19 bidang kesehatan, social dan ekonomi. Masyarakat hidup berdampingan dengan covid-19 sambil menjalani aktifitas seperti biasa dengan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Kegiatan-kegiatan pelayanan yang melibatkan masyarakat sebagai sasaran kembali dilakukan setelah sempat dihentikan pelaksanaannya selama beberapa bulan ini karena pandemik covid-19. Salah satu kegiatan itu adalah pelayanan posyandu balita. Puskesmas di wilayah kabupaten Karangasem bersama kader posyandu kembali melakukan pelayanan dengan memperhatikan protokol pencegahan covid-19 seperti cuci tangan dengan sabun dan air mengalir/hand sanitizer, memakai masker, menerapkan physical distancing/jaga jarak, mengukur suhu tubuh pengunjung, mencegah kerumunan, melakukan skrining jika didapati ada gejala flu, demam, batuk pilek, diare/muntah dirujuk ke puskesmas. Sarung timbang dibawa oleh orang tua masing-masing bayi/balita untuk mengurangi pemakaian alat secara bersama-sanma. Kegiatan yang dilakukan antara lain penimbangan berat badan, pengukuran panjang badan/tinggi badan, pembagian vitamin A dan obat cacing, imunisasi, pemeriksaan ibu hamil dan pelayanan KB. Selain itu para orang tua balita pun diberikan penyuluhan terkait pelaksanaan posyandu balita di masa new normal dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Dengan adanya penyuluhan tersebut diharapkan tingkat kesadaran masyarakat meningkat untuk tetap melaksanakan adaptasi kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan pencegahan covid-19. Pada masa pandemi covid-19, vitamin A merupakan hal yang penting untuk meningkatkan imunitas tubuh, namun dalam pemberiannya harus tetap memperhatikan prinsip physical distancing untuk mencegah penyebaran yang lebih luas lagi. Pada kondisi tidak normal seperti masa pandemi covid-19, vitamin A harus dipastikan tetap diberikan dan dikonsumsi balita 2 kali dalam setahun di bulan vitamin A. Balita yang tidak hadir pada saat pemberian vitamin A, harus dipastikan tetap diberikan dan dikonsumsi balita 2 kali dalam setahun.

Vitamin adalah nutrisi yang penting dalam tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.  Vitamin A tidak bisa dibuat oleh tubuh, jadi harus dipenuhi dari luar, yaitu melalui makanan atau dengan suplementasi vitamin A. Maka dari itu, pandemi covid-19 bukan halangan bagi orang tua untuk tetap  memberikan suplementasi vitamin A pada anak. Orang tua selalu menginginkan anaknya tumbuh pintar dan sehat. Supaya tumbuh sehat dan terhindar dari Stunting, anak-anak perlu mendapat vitamin A dan ditimbang. Mataku sehat, tubuhku kuat karena kapsul vitamin A. Keindahan alam semesta kita rasakan dengan indra mata kita. Tidak terbayangkan gelapnya dunia tanpa sempurnanya fungsi mata kita, sehingga menjaga kesehatan mata menjadi kewajiban kita semua sejak masa balita. Salah satu unsur zat gizi yang sangat diperlukan dalam rangka menjaga kesehatan mata adalah vitamin A, terutama untuk para Balita. Jadi tunggu apa lagi segera bawa balita Anda ke Posyandu / Puskesmas / RS terdekat untuk mendapatkan kapsul Vitamin A karena bulan Agustus adalah bulannya pemberian Vitamin A.

( Oleh : Promkes, Ni Putu Artini )